Sabtu, 07 Mei 2011

Redha dengan Takdir


Assalamu ‘alaikum warah matullahi wabarakaatuh
 
Alhamdulillah, Puja dan puji senantiasa kita panjatkan keapad Allah yang melimpahkan lautan kasih sayang..

Serta shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah shalallhu ‘alaihi wasallam

Saudara/I ku sekalian..

Seperti yang kita maklumi bahwa hidup ini tidak akan selamanya cocok dgn keinginan kita

Tapi kita harus mengadapi hidup ini, kita harus punya keberanian menghadapi hidup ini dgn baik

Namun..  beraninya kita tidak boleh konyol, artinya bukan nekad..
Artinya kita harus dgn perhitungan… Harus dengan pertimbangan yang tepat..
Berani buka berarti tidak punya takut, berani adalah orang yang berhasil mengendalikan takut..

Orang yang tidak punya rasa takut tidak normal, karena takut merupakan bagian dari nikmat Allah

Agar kita bisa melakukan perhitungan…

Wajar kita takut, yang penting  bagaimana kita mengelola rasa takut, sehingga  tidak melumpuhkan kemampuan kita..

Apa yang mesti kita lakukan menhadapi sesuatu yg tdk kita duga, yang tidak enak, yang mengcengangkan, mengagetkan..
ya  jika kita merujuk pada firman Allah:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"

Ketika kita ditimpa musiba, ditimpa kejadian kita harus YAKIN bahwa kita ini adalah MILIK ALLAH..

Dalam genggaman Allah, sepenuhnya dalam kekuasaan Allah.. dan akan kembali kepada Allah..

Yang terjadi.. katakanalah inilah TAKDIR, harus kita jalani, karena memang yang terjadi itu takdir Allah..

… tiba-tiba ada genteng atap jatuh menimpa kepala,,,, ya itulah takdir.
Tidak bisa kita mengatakan :” duuuuuuuuh.. coba kalau kita tidak lewat sini!!!”.
Padaha sudah jelas-jelas lewat ..

“coba kalau tadi pakai Helm…..”, tapikan TIDAK.. jelas-jelas tidak pakai helm.

PENTING respon awal kita tepat..
Karena jika responnya sudah salah, emosi kita membara, pertimbangan kita nanti hanya karena nafsu

Kita tidak dapat mengambil hikmah, tidak juga menyelesaikan masalah dengan tepat.
“Coba kalau tadi tidak lewat sini pasti tidak macet”.. padah sudah jelas-jelas lewat.
“Coba kalau tadi tida bilang seperti itu… pasti tidak terjadi seperti ini” padahal jelas-jelas sdudah mengatakan..

Punya anak tiba-tiba borojol anak peremuan.. “duuuh coba kalau punya anak laki-laki”
Padah sudah jelas-jelas yang lahir perempuan..
…….

Menerima kenyataan adalah PONDASI mental yang pertama supaya kita bisa berpikir jernih,,

“Ya inilah takdir yang harus saya jalani saat ini,..”
“ya kepala saya benjol.. inilah takdir yang harus saya jalani..” mahu lari dari kenyataan dari mana sudah terjadi benjol…

Ya kita ANALISA mengapa Allah menakdirkan genteng atap ini jatuh..
>>> pertama boleh Jadi mungkin saya tidak punya sistem control baik tentang keadaan rumah yang rusak, ini pelajaran dari Allah…

Bahwa jangan biarkan sekali kuat kita anggap kuat selama-lamanya, harus ada system control

Bagaimana keadaan kita… atau mungkin hari ini saya tidak bershodaqoh, sehingga Allah mengur dgn genteng ini, atau ya mungkin selama jalan kita tidak ingat kepada Allah (zkir)..

Ooooh.. berarti saya harus berzikir  terus sambil berjalan, shodaqoh sebelum pergi.. system dirumah harus diperbaiki..

Ternyata banyak nilai manfaatnya…

Coba orang yang MARAH… “ihhhh kurang ajar ini…  tukang genteng ngacoo!! Saya tuntut, sipa yang tadi disini?? Kenapa kamu tidak memperbaiki genteng dari awal!!!!... kalian ini..” Euuuuuhhh

Padahal benjol tetap benjol, dosa bertambah..

Saudara/I ku yang baik…
Ini PENTING sekali karena kita harus gerak terus dalam hidup ini, kita tidak bisa satu masalah menghabiskan waktu kita, menghabiskan kebahagiaan kita, menghabiskan energy kita..

Kita harus maju terus,  meningkat terus dgn masalah yang kita hadapi..

 Mengapa kitharus membahas ini..???

 karena kita harus memilki SOP (Standar Operasional Prosedur)
Jangan sampai masalah  tidak mengangkat diri kita, tidak memuliakan diri kita karena kita salah prosedur..

Seharusnya ketika kita tertimpa masalah “Ya inilah sudah takdir Allah”
Tinggal kita evaluasi apa yang harus kita ambil pelajaran dari kejadian ini, dan bagaimana kita menyempurnakan ikhtiar supaya kita mendapat takdir yang lebih baik..

Kalu nasi sudah menjadi bubur  terima kenyataan..
Karena tidak diterima juga tetap bubur…

Sambil kita evaluasi mungkin airnya kebanyakan, mungkin apinya terlalu besar, mungkin kita salah berhitung tentang  waktu..
Tapi kalau sudah jadi bubur kita berfikir, bagaimana bubur ini menjadi enak??

Carilah cakue, daging ayam, kacang, bawang goring, tambah kecap dan krupuk.. jadi bubur ayam  special..

Begitupun dalam setiap kejadian/ takdir yang kita hadapi…

Saudara/I ku… kita harus punya keberanian Karena hidup tak selalu mulus tanpa ujian..
Semua orang yang ingin mencapai puncak kebahagiaan harus mahu mendaki..
“seumpama bahagianya orang yg telah mendaki gunung setelah melewati, medan terjal.. dia bangga dan bahagia menancapkan bendera di puncak gunung”

Rasanya terlalu enak kalau leha-leha, pemalas tidak mahu meningkatkan kualitas..
Barang siapa yang ingin mendapat lebih, harus mau membuat lebih menjadi pelajar yang baik..

Tidak bisa dengan leha-leha..


Saudara/I ku…
Puncak kebahagiaan buka dari ketenangan, kita mendapat kebahagiaan justru setelah melewati perjuangan, demi perjuangan..
Artinya kebahagiaan kita dijemput melalui perjuangan dgn kesabaran, kegigihan, dan  perhitungan..

وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Yaitu…
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Wasalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh..

_______________

Tidak ada komentar: