Minggu, 24 April 2011

XXIV. Kaidah Syarat – Jawab


Dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab), kata-kata syarat (adawatusy-yarth) itu terbadi dalam dua bagian :

1. Kata syarat yang menjazamkan fi’il : in, idzma, ma, mata, man, kaifama, haitsuma, aina, ayyana, ayyun dan mahma.

2 Kata syarat yang tidak menjazamkan : lau, laula, idza, kullama dan lamma.

Kalimat yang didahului dengan kata syarat dinamakan jumlah syarthiyyah.
Beberapa Contoh Kata Syarat Dalam Al-Qur’an :
1. In (jika) dalam QS Al-Baqarah [2] : 284.
2. Idza (bila, jika) dalam QS [110] : 1-3.
3. Man (barang siapa) dalam QS [4] : 110.
4. Mahma (apapun) dalam QS [7] : 132
5. Aina (dimana) dalam QS [4] : 78.
6. Ayyun (apa) dalam QS [17] : 110.
7. Lau (jikalau, kiranya) dalam QS [9] : 42.

Perbedaan Penggunaan In dan Idza :
Menurut ketentuan asal, mutakallim (orang pertama) tidak bisa memastikan terjadinya apa yang disyaratkan di waktu mendatang. Untuk itu digunakan kata syarat in. Ia dipakai dalam kondisi yang jarang terjadi dan harus bedampingan dengan lafazh mudhari’ (kata kerja sekarang atau yang akan datang), sebab terdapat segi keraguan tentang terjadinya.

Adapun kata syarat idza, menurut asalnya dipakai dalam keadaan mutakallim optimis terjadinya apa yang disyaratkan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, idza tidak dipakai kecuali dalam beberapa keadaan yang banyak terjadi dan berdampingan dengan bentuk madhi (kata kerja bentuk lampau), karena bentuk ini menunjukkan hal yang pasti terjadi, contohnya dalam QS [7] : 131 :

“Bila mereka mangalami musim yang baik, mereka berkata, “Inilah usaha kami. “Tetapi jika mereka ditimpa yang buruk, mereka melemparkan sebab-sebabnya pada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, nasib mereka ditangan Allah; tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

Hadzf Jawabusy Syarth
Menurut As Sa’di yang dikutip Abd. Rahman Dahlan dalam bukunya Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, apabila jawabusy-syarth dari jumlah syartiyyah dibuang, itu menunjukkan pentingnya masalah yang dibicarakan. Jika ia membicarakan masalah siksa maka itu menunjukkan dahsyatnya siksaan tersebut, contohnya :

“Sekiranya engkau dapat melihat ketika orang-orang jahat menundukkan kepala dalam-dalam dihadapan Tuhan (sambil berkata), “Tuhan, kami melihat dan mendengar. Maka kembalikanlah kami (ke dunia); kami akan mengerjakan amal kebaikan. Sungguh, (sekarang) kami telah yakin.” (QS [32] : 12).

“Sekiranya kau lihat ketika mereka dalam ketakutan, tapi tak dapat melarikan diri, dan keadaan mereka ditangkap dari tempat yang dekat dan mereka berkata, “Kami sekarang percaya (pada kebenaran). “Tapi bagaimana mereka akan beriman dari tempat yang jauh dan sebelumnya mereka sudah menolaknya dan mereka (terus-menerus) melemparkan (penghinaan) kepada yang ghaib dari tempat yang jauh.” (QS [34] : 51-53).

Tidak ada komentar: