Rabu, 20 April 2011

Sunah Wudhu


1. Membaca Basmalah( بسم الله الرحمن الرحم )

Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa mengingat Allah swt. ketika wudhu, niscaya disucikan oleh  Allah swt. tubuhnya secara keseluruhan. Dan barang siapa yang tidak mengingat Allah swt. ketika wudhu, niscaya tidak disucikan oleh Allah swt. dari tubuhnya selain yang terkena air saja" (HR. Imam Daruquthni).

Dan ketika berwudhu, hendaklah memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, yaitu dengan membacakan ta'awwud (
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم )


2. Bersiwak setiap kali hendak berwudhu
Rasulullah saw. bersabda,:
 " Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka sungguh aku telah memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu (shalat)." (HR. Imam Malik)

"Bersiwak itu termasuk sunnah para rasul, termasuk juga fitrah, dan termasuk juga diantara yang menyucikan mulut serta shalatnya orang yang bersiwak lebih utama dari pada shalat tanpa bersiwak, sebanyak 70 kali lipat." (HR. Imam Ahmad)

3. Menghadap ke arah Kiblat
Berwudhu tidak pernah disyaratkan untuk menghadap kiblat. Sebagian ulama ada yang menyunnahkan, tetapitidak ada ketentuan tidak sah bila tidak menghadap kiblat.


"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS: Al Baqarah 148)
 
4. Membasuh telapak tangan sebelum memasukannya ke bejana
Jika seorang berwudhu menggunakan air yang mengalir atau air kran, maka cukuplah bagi orang yang berwudhu untuk mencuci telapak tangannya terlebih dahulu sebelum memulai berwudhu, dengan mencucinya di air yang mengalir tersebut.

Rasulullah saw. bersabda,:
"Apabila seorang diantara kalian bangun (tidur) di malam hari, maka janganlah memasukan tangannya ke dalam bejana sebelum dicucinya tiga kali. Sebab bolh jadi ia tidak tahu, di manakah tangannya semalam" (HR. Imam an-Nasa'i)

5. Berkumur-kumur (madhmadah)
Dari Atha' bin Yazid Al-Laitsi dari Humran bin Abban, Beliau berkata:
"Suatu ketika pernah aku melihat Usman bin Affan berwudhu, ia berwudhu dengan mencuci telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian ia berkumur-kumur (madhmadah) dan menghirup air melalui hidungnya (istinsyaq) ....., dst." (HR. Imam an Nasa'i)
6. Istinsyaq dan Istinsyar
Istinsyaq adalah menghirup atau memasukan air ke dalam lubang hidung, lalu menghirupnya dalam seali nafas sampai ke dalam hidung yang paling dalam. Sedangkan Istinsyar adalah mengeluarkan air atau menyemburkannya dari hidung sesudah menghirupnya (Istinsyaq).

7. Membasuh atau mengusap seluruh kepala (rambut)
Amru bin Yahya menceritakan bahwa ayahnya pernah berkata kepada Abdullah bin Zaid, "Maukah kamu perlihatkan kepadaku bagaimana cara Rasulullah saw. berwudhu?" Jawab Zaid, "Ya. Dan Rasulullah saw membasuh kepalanya, lalu menjalankan kedua tangannya ke belakang dan mengembalikannya." (HR.. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

8. Mengusap kedua daun telinga, dhair dan batinnya
Dari Atha' bin Yazid Al-Laitsi dari Humran bin Abban, Beliau berkata:
"Suatu ketika pernah aku melihat Usman bin Affan berwudhu, ia berwudhu dengan mencuci telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian ia berkumur-kumur (madhmadah) dan menghirup air melalui hidungnya (istinsyaq), kemudian beliau membasuh wajahnya. Kemudian beliau mengambil air untuk membasuh kedua tangannya, lalu mengusap sebagian kepala dan mengusap kedua telinganya, mengusap bagian telinga yang dalam dengan jari telunjuknya, dan mengusap bagian yang luar dengan ibu jarinya, lalu beliau mengambil air dan membasuh kedua kakinya." (HR. Imam an Nasa'i)

9. Mengusap Leher
Cara mengusap leher adalah dengan memercikan air keseluruh bagian leher, baik bagian depan maupun bagian belakang, samping kanan dan kirinya. Kemudian mengusap-usap dan mengosok-gosokkannya kesluruh bagian leher tersebut

Rasulullah saw pernah bersabda: “Mengusap leher adalah keamanan dari belenggu pada hari kiamat”

10. Menyela-nyela rambut jenggot
Cara yang paing baik menyela-nyela jenggot adalah dengan menggunakan jari-jari tangannya.

Sebagaimana yang diceritakan oleh sahabat Anas bin Malik, ia berkata: bahwasanya Rasulullah saw. apabila berwudhu, beliau mengambil sesuak air dengan telapak tangannya, lalu dimasukannya di bawah bagian dagu, kemudian disisrkannya ke jenggot dan Rasulullah saw. besrabda, “Beginilah Tuhanku memerintahkan aku.” (HR. Imam An-Nasa’i)

11 Menyela-nyela jari jemari tangan dan kaki
Menyela-nyela jari kedua tangan dan kaki merupakan salah satu kesempurnaan berwudhu.

Rasulullah saw bersabda:”Jika kalian berwudhu, maka sempurnakanlah wudhu kalian, dan sela-selailah di antara jari-jemari kalian.” (HR. Imam Ibnu Majah).

12. Menyucikan anggota wudhu sebanyak tiga kali
Dari Humran bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu berkumur dan menghisap air dengan hidung dan menghembuskannya keluar, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya, lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu seperti wudlu-ku ini. (Muttafaq Alaihi)

13. Mualat (tidak terputus-putus)
Maksud al-muwalat adalah tidak adanya jeda yang lama ketika berpindah dari membasuh satu anggota wudhu` ke anggota wudhu` yang lainnya.
Ukurannya menurut para ulama selama belum sampai mengering air wudhu`nya itu.
14. Berdo’a dan Shalat dua rakaat setelah wudhu
Rasulullah saw. bersabda: “Tiadalah di antara kamu berwudhu dengan membaguskan wudhunya, kemudian berdo’a dengan mengucap, Asyhadhu an laa ilaaha illaallah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuulu (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah)’, maka ia kelak dibukakan delapan pintu-pintu surge, di mana ia dapat memasukinya dari pintu mana ia sukai dan kehendaki.” (HR. Imam An Nasa’i)

___________________ 
1. Kitab Safinah An najah -Sheikh Abdullah bin Saad bin Sumair al-Hadhrami
2. Abdurahman Al-jajri. Al Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah. Dar. Beirut: Al-Fiqr 
3. Asy-Syirozi. Muhadzab Fi Al-Fiqh Al-Imam Asy-Syafi'i. Beirut: Dar Al-Fiqr

Tidak ada komentar: