Jumat, 22 April 2011

I. Pengertian Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah firman / kalam Allah yang merupakan mukjizat, diturunkan berupa wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. dikumpulkan pada satu  mushaf mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Naas dan dinukil kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajarinya nya merupakan ibadah yang mendapat pahala.

Nama atau sebutan lain bagi Al-Qur’an :
1.      Al-Kitab –buku yang tertulis- disebutkan dalam QS Ad-Dukhan, ayat 2 : “Demi Kitab (Al- Qur’an) yang menjelaskan”

2.     Adz-Dzikra –peringatan- disebutkan dalam QS Al-Hijr, ayat 9 : “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan adz-Dzikra (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”.

3.      Al-Qaul –ucapan- disebutkan dalam QS Al-Qashash ayat 51 : “Dan sesungguhnya telah kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur’an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran”.

4.     Al-Kalam -firman- disebutkan dalam QS At-Taubah ayat 6 : “Dan jika diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar Kalam Allah (Al-Qur’an), kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengerti”.

5.      At-Tanzil –yang diturunkan- disebutkan dalam QS Asy-Syu’ara ayat 192 : “Dan sesungguhnya (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam”.

6.    Al-Furqan –pembeda- disebutkan dalam QS Al-Furqan ayat 1 : “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia memberi peringatan kepada seluruh alam”.

7.     Ar-Ruh –jiwa- disebutkan dalam QS Asy-Syura ayat 42 : “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami”.

8.      Al-Balagh –penyampaian- disebutkan dalam QS Ibrahim ayat 52 : “(Al-Qur’an) ini adalah penyampaian yang cukup kepada manusia supaya mereka diberi peringatan dengan dia”.

9.     Al-Basaha’ir –pedoman- disebutkan dalam QS Al-Jatsiyah ayat 20 : “(Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini”.

10. Al-Bayan –penerangan- disebutkan dalam QS Ali – Imron ayat 138 : “(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa”.

11.   An-Nur –cahaya- disebutkan dalam QS An-Nisa’ ayat 174 : “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya (Al-Qur’an) yang terang benderang”.

12.  Al-Huda –petunjuk- disebutkan dalam QS At-Taubah ayat 33 : “Dia lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar”.

Sebutan lain untuk Al-Qur’an yang berupa sifat :
1. Nur (cahaya) QS An Nisa’ : 174.
2. Huda (petunjuk), syifa’ (obat), Rahmat dan Mau’izah (nasehat) QS Yunus :57.
3. Mubin (yang menerangkan) QS Al-Maidah : 15.
4. Mubarak (yang diberkati) QS Al-An’am : 92.
5. Busyra (khabar gembira) QS Al-Baqoroh : 97.
6. Azis (mulia) QS Fussilat : 41.
7. Majid (yang dihormati) QS Al-Buruj : 21.
8. Basyir (pembawa khabar gembira) dan nadzir (pembawa peringatan) QS Fussilat : 3-4.

Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadis Qudsi :
1.      Al-Qur’an adalah mukjizat dan mengandung tantangan kepada seluruh manusia dan Jin yang mereka semua tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Al-Qur’an walau satu ayat pun. Sedangkan hadis qudsi bukan merupakan mukjizat dan tidak mengandung tantangan.

2.     Seluruh isi Al-Qur’an dinukil secara mutawatir dan qoth’i, sedangkan hadis qudsi kebanyakan adalah khabar ahad yang sebatas dzan (dugaan).

3.     Al-Qur’an semuanya berasal dari Allah baik makna maupun redaksi lafalnya, sedangkan hadis qudsi maknanya saja dari Allah, sedangkan redaksi lafalnya dari Rasulullah atau dari periwayat hadis.

4.     Perlakuan terhadap Al-Qur’an yaitu : dilarang menyentuhnya bagi yang berhadas kecil, dilarang membacanya bagi yang ber hadas besar, tidak berlaku bagi hadis qudsi.

5.     Membaca Al-Qur’an setiap hurufnya mendatangkan pahala, sedang membaca hadis qudsi tidak.

Kandungan Al-Qur’an
1. Doktrin I’tikad dan akidah.
2. Hukum-hukum ibadah, muamalah, munakahat, Uqubat (sanksi)
3. Hukum halal-haram.
4. Janji (khabar gembira) dan ancaman (peringatan).
5. Science Ilmiah.
6. Kisah – kisah.

Pem-Wahyu-an Al-Qur’an
Wahyu adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada salah seorang Nabi/Rasul-Nya, mengenai hukum syariat dan sejenisnya, yang bila tersusun dalam lembaran (luh/mushaf) disebut sebagai kitab suci.

Cara turunnya wahyu kepada Rasulullah :
1. Melalui mimpi yang benar (ru’yah shadiqah)
2. Dihembuskan oleh Malaikat Jibril kedalam hati Rasulullah.
3. Malaikat Jibril menjelma sebagai seorang laki-laki yang menyampaikan wahyu kepada Rasulullah dengan kata-kata.
4. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu dalam bentuknya yang asli (mempunyai 600 sayap).
5. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu dalam bentuk seperti gemerincingnya lonceng. Ini cara penerimaan wahyu yang paling berat, sampai-sampai Rasulullah berpeluh-keringat ketika menerima wahyu berupa gemerincingnya lonceng ini.
6. Allah berbicara secara langsung dari balik tabir (saat Isra’ Mi’raj). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : “Dan tiada seorang manusiaa pun Allah akan berbicara kepadanya, kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari balik tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Dia sungguh Maha Tinggi dan Maha Bijaksana” (QS Asy-Syura [42] : 51)

Semua ucapan Rasulullah adalah kebenaran, jaminan ini didasarkan pada firman Allah :
“Apa yang diucapkannya itu tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” (QS An-Najm [53] : 4).
“Katakanlah : ‘Tidaklah patut bagiku untuk menggantikannya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikuti kecuali yang diwahyukan kepadaku” (QS Yunus [10] : 15).

II. Turunnya Al-Qur’an
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dengan yang batil” (QS Al-Baqarah [2] : 185).

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam lailatul qodar” (QS Al-Qadr [97] : 1).

“Sesungguhnya Kami menurunkan (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi” (QS Ad-Dukhan [44] : 3)

Ketiga ayat diatas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi adalah malam lailatul qadr dalam bulan Ramadhan. Tetapi zahir ayat-ayat ini bertentangan dengan kenyataan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an turun kepada Rasulullah tidak selalu dalam waktu malam dan pada malam lailatul qadr dan tidak selalu pada bulan Ramadhan.

Ada 3 (tiga) pendapat tentang cara turunnya Al-Qur’an :
Pertama : Pendapat Ibnu Abbas yang menyatakan Al-Qur’an diturunkan secara langsung dari Lauhful Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) secara sekaligus pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan, kemudian sesudah itu Al-Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah kepada Rasulullah secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun.

Kedua : Pendapat Asy-Sya’bi, seorang tabi’in besar, guru Imam Abu Hanifah. Yang dimaksud Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr yang diberkahi pada bulan Ramadhan adalah permulaannya saja, kemudian turunnya itu berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih 23 tahun

Ketiga : Pendapat sebagian mufasirin, Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 malam lailatul qadr pada masing-masing tahun. Jadi pada satu malam lailatul qadr diturunkan Al-Qur’an untuk masa genap satu tahun, demikian seterusnya tiap tahun sampai kurang lebih 23 tahun.
Pendapat pertama dan kedua dapat dikompromikan dan pendapat inilah yang dianut oleh jumhur ulama.

Hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap :
1. Menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah.
2. Mukjizat dan tantangan
3. Mempermudah hafalan dan pemahaman.
4. Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan penerapan hukum.
5. Membuktikan Al-Qur’an datang dari sisi Allah. Selama rentang waktu turunnya Al-Qur’an yang begitu panjang tetap ditemui keserasian dan keterkaitan antar ayat-ayatnya dan tidak ditemukan pertentangan sedikitpun didalamnya.

Ayat yang pertama kali diturunkan :
1. Ayat yang pertama kali diturunkan di Makkah adalah surat Al-Alaq [96] dan yang pertama kali diturunkan di Madinah adalah surat Al-Baqarah [2].
2. Ayat yang pertama kali diturunkan mengenai peperangan adalah surat Al-Haj [22] ayat 39.
3. Ayat yang pertama kali diturunkan mengenai khamr adalah surat Al-Baqarah [2] ayat 219.
4. Ayat yang pertama kali diturunkan mengenai sajdah (sujud tilawah) adalah surat An-Najm [53].
5. Ayat yang pertama kali diturunkan mengenai mengatur makanan di Makkah adalah surat Al-An’am [6] ayat 145.
6. Ayat yang pertama kali diturunkan mengenai mengatur makanan di Madinah adalah surat Al-Baqarah [2] ayat 173.
Ayat yang terakhir kali diturunkan :

Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai ayat mana yang terkahir diturunkan, diantaranya :
1. An-Nisa’ [4] ayat 176 tentang kalalah, berdasarkan atsar dari Barra’ Bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Bukhary dan Muslim.
2. Al-Baqarah [2] ayat 278 tentang riba, berdasarkan atsar dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhary.
3. Al-Baqarah [2] ayat 281, berdasarkan atsar dari Ibnu Abbas dan Sa’id Bin Jubair yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan lain-lain.
4. Al-Baqarah [2] ayat 282 tentang menuliskan hutang, berdasarkan atsar dari Sa’id Bin Al Musayyab.
5. At-Taubah [9] ayat 128, berdasarkan atsar dari Ubay Bin Ka’ab dalam kitab Al-Mustadrak
6. Ali ‘Imran [3] ayat 195, berdasarkan atsar dari Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh Ibn Mardawaih.
7. An-Nisa’ [4] ayat 93 tentang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, berdasarkan atsar dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhary dan yang lain.

Pendapat yang paling kuat dan banyak diikuti jumhur ulama adalah empat pendapat yang pertama.

Wallahu 'alam bis showwab
_______________________

Tidak ada komentar: