Rabu, 08 Juni 2011

Mengapa harus Salafi

Salafi pada hakikatnya adalah pengikut ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yang kita sepakati kaum tersebut bernama Wahhabi karena kalau kita ambil nama beliau, menjadi Muhammadi tentu akan menimbulkan kesalahpahaman dikemudian hari.

Pada hakikatnya, kelompok yang mengaku sebagai salafi, yang dapat kita temui di Tanah Air sekarang ini, mereka adalah kaum Wahhabi yang telah diekspor oleh pemuka-pemukanya dari dataran Saudi Arabia.


Dikarenakan istilah Wahhabi begitu berkesan negatif, maka mereka mengatasnamakan diri mereka dengan istilah Salafi, terkhusus sewaktu ajaran tersebut diekspor keluar Saudi.

Kesan negatif dari sebutan Wahhabi buat kelompok itu bisa ditinjau dari beberapa hal, salah satunya adalah dikarenakan sejarah kemunculannya banyak dipenuhi dengan pertumpahan darah kaum muslimin, terkhusus pasca kemenangan keluarga Saud—yang membonceng seorang ulama bernama Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi—atas semua kabilah di jazirah Arab dan  atas dukungan kolonialisme Inggris.

Akhirnya keluarga Saud mampu berkuasa dan menamakan negaranya dengan nama keluarga tersebut.
Inggris pun akhirnya dapat menghilangkan dahaga negaranya dengan menyedot sebagian kekayaan negara itu, terkhusus minyak bumi.

Sedang pemikiran ulama Muhammad bin Abdul Wahab, resmi menjadi akidah negara Saudi yang tidak bisa diganggu gugat. Selain menindak tegas penentang akidah tersebut, Ulama Muhammad bin Abdul Wahab juga terus melancarkan aksi ekspansinya ke segenap wilayah-wilayah lain di luar wilayah Saudi.

Jadi dapat kita pahami bahwa Salafi adalah mereka yang mengikuti ulama Muhammad bin Abdul Wahhab. Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab mengaku-aku mengikuti ulama Ibnu Taimiyah

Lalu kenapa kita harus mengikuti ulama Ibnu Taimiyah ?

Ulama Ibnu Taimiyah yang menamakan pemahaman beliau terhadap Al-Qur'an dan Hadits bermanhaj atau bermazhab salaf, tidak jelas yang dimaksud beliau salaf yang mana ?
Padahal dibeberapa hadits dikatakan ikutilah Salaf yang shalih.

Bagaimana bisa benar persamaan berikut
Manhaj Salaf = Manhaj Salaf yang Sholeh
Mazhab Salaf = Mazhab Salaf yang sholeh

Kenapa harus mengikuti Ulama Ibnu Taimiyah, sedangkan beliau masih saja bertanya "Di mana Allah ta'ala". Maha suci Allah ta'ala dari dimana dan bagaimana.

Jadi, jika kita tidak mempunyai kompetensi sebagai mujtahid, tidak mempunyai dana, tidak mempunyai waktu untuk berijtihad maka lebih baik bermazhab dengan Imam Mazhab yang empat.

Imam Mazhab yang empat adalah termasuk (minimal) Tabi'ut Tabi'in atau termasuk Salaf yang sholeh atau Salafush Sholeh.

Ikutilah Ulama salaf (terdahulu) yang sholeh atau ulama khalaf (kemudian) yang sholeh. Yang penting adalah sholeh karena ke-sholeh-an adalah sertifikat sebagai pengikut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan sebelumnya pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/06/06/ikutilah-orang-sholeh/

Indikator manusia telah beragama adalah sholeh karena tujuan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diutus Allah ta'ala adalah menjadikan manusia yang sholeh.

Rasulullah menyampaikan yang maknanya “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).

Pada hakikatnya manusia yang tidak sholeh, jasmaninya saja berwujud manusia sedangkan ruhaninya berwujud binatang karena mereka telah memperturutkan hawa nafsu semata.

…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26 )
Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An’Aam [6]:56 )

Jadi kalau mau mengikuti jalan Allah ta'ala dan RasulNya maka janganlah memperturutkan hawa nafsu.

Pengenalan hawa nafsu, pengenalan diri, jasmani dan ruhani, tazkiyatun nafs yang berujung kepada akhlakul karimah yakni bagaimana kita berakhlak kepada Allah Azza wa Jalla, bagaimana kita berakhlak dengan ciptaanNya yang lain termasuk berakhlak kepada sesama manusia, semua itu ada dalam Tasawuf.

Dari sejak dahulu kala tasawuf adalah tentang akhlak , tentang Ihsan.
Di seluruh perguruan tinggi Islam, sejak dahulu kala,   tasawuf termasuk bidang akhlak.

Jelaslah ulama yang mencitrakan bahwa Tasawuf adalah sesat, pada hakikatnya mereka memalingkan manusia dari jalan Allah ta'ala dan RasulNya. Wallahu a'lam

Wassalam


Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830


Tidak ada komentar: