Rabu, 25 Mei 2011

Dzikir Seekor Cacing


Dalam dunia aku adalah seekor cacing tak bermakna
Yang melata dari lumpur ke lumpur
Peradaban jiwa, yang menggeliat
Di selokan-selokan kumuh kota, yang
Bahagia ketika pohon-pohon berbunga

Cobalah kau dengar dzikirku, menetes
Jadi madu dipucuk-pucuk akar pohon itu
Kucangkul tanah keras jadi gembur
Kurabuk ladang tanpa hara jadi subur
Kubimbing akar-akar pohonan
Menyusup sela-sela batu dan belukar
Mengisap sari madu kehidupan
Sedang aku cukup tumbuh
Dari daun-daun gugur

Di kota-kota padat beton dan baja
Aku jadi penghuni tak berharga
Tapi, kecipan ikan-ikan
Bernyaci atas kehadiranku
Ketika tubuh kurelakan
Lumat jadi santapan

Akulah si paling buruk rupa
Di antara kekasih dunia
Namun syukurku taktertahankan
Ketika dapat menyuburkan
Tanaman bunga di beranda.

Tidak ada komentar: